Kabid Pencegahan Pengobatan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Tanggamus Taman Prasi menjelaskan, penderitaDBDmeninggal berinisial AM.
Bocah perempuan berusia delapan tahun itu tercatat sebagai warga Pekon Bandar Sukabumi, KecamatanBandar Negeri Semong.
“Selama 2019 ada satu penderita yang meninggal. Ini lebih sedikit dibanding tahun lalu yang ada dua penderita meninggal,” kata Prasi, Kamis (5/9/2019).
Ia menjelaskan dari hasil penyelidikan, ternyata korban terjangkitDBDdari luar lingkungannya.
Dari pengecekan ke rumah penderita dan lingkungan sekitar, hasilnya tidak ada jentik nyamuk dan kasusDBD.
“Dari keterangan keluarga, mereka sebelumnya pergi ke Kota Agung untuk melihat karnaval Agustusan. Setelah itu demam dan periksa ke Puskesmas Sanggi. Saat itu tidak dapat didiagnosisDBD, melainkan demam biasa,” terang Prasi.
Kemudian diberikan obat dan bisa turun demamnya.
Namun saat itulah serangan DBD terjadi.
•Terjebak Jalan Berlumpur, Nyawa Gadis asal Bandung Nyaris Melayang karena DBD
•Sempat Kejang dan Pendarahan, Perawat RSUD Bandar Lampung Meninggal Dunia Diduga karena DBD
Karena pola inkubasinya seperti pelana kuda.
Suhu tubuh tinggi kemudian turun dan tinggi lagi.
“Saat itu dibawa ke poliklinik di Kota Agung lalu dirujuk ke RSUD Batin Mengunang namun tidak tertolong,” terang Prasi.
Hingga Agustus 2019, jumlah kasusDBDdi Tanggamus sudah mencapai 243 kasus.
Kasus tertinggi terjadi di wilayah Puskesmas Kota Agung dengan 49 kasus.
Lalu di Puskesmas Talang Padang dengan 32 kasus. Berikutnya di Puskesmas Gisting dengan 28 kasus.(Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)