Cek kesehatan agar bebas dari berbagai macam penyakit. (Foto: MSMC)
Padahal, stroke dapat dicegah dan ditangani asalkan waktunya cepat serta tepat.
“Penyakit kardioserebrovaskuler seperti stroke dan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko, seperti penggunaan tembakau, weight-reduction arrangement yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik dan penggunaan alkohol,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr Nick Putri Arianie, seperti dikutip dari siaran pers yang diterimaiNews.identity, Selasa (29/10/2019).
Selain pencegahan, ada hal yang perlu diperhatikan untuk penanganan penyakit stroke. Mengenali gejala-gejala stroke seperti senyum tidak simetris, gerak separuh anggota tubuh melemah, tiba-tiba tidak dapat berbicara, kebas seluruh badan, rabun, dan sakit kepala hebat yang muncul mendadak.
“Bila gejala tersebut muncul, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit. Jangan sampai melebihi periode emas 4,5 jam pasca-terserang stroke,” kata dr Nick.
Sementara itu, Sekretaris Pokdi Stroke dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dr Al Rasyid, SpS(Ok) mengatakan, 4,5 jam adalah periode emas untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. Selain itu, pasien juga perlu melakukan CT Scan agar diketahui jenis stroke yang diderita.
“Tata laksana pada fase akut yang tepat akan memberikan dampak yang baik, namun harus diiringi dengan alat yang baik dan praktis,” kata dr Al Rasyid.
Namun yang tak kalah penting dari penanganan di periode emas tersebut, sambung dr Al Rasyid, adalah pencegahan dengan pola hidup, serta cek kesehatan secara rutin.
“Langkah pencegahan begitu penting, juga menerapkan gaya hidup sehat adalah kunci untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk stroke,” ucap dr Al Rasyid.
Editor : Tuty Ocktaviany