Dari records tersebut, masyarakat Jawa Timur merupakan pengguna web terbesar ke-3 di Indonesia dari total pengguna, yaitu sebesar 13,5 persen atau sekitar 2,2 juta orang.
Sekitar 93,9 persen dari total pengguna web, terhubung dengan web melaluigawai. Secara umum, pengguna web mengakses informasi lebih dari 8 jam setiap harinya. Penggunaangawaiberdurasi panjang dapat menyebabkan risiko kerusakansaraf tepi/neuropati.
Oleh karena itu, P&G Successfully being melalui model Neurobion, menghadirkan solusi total untuk mengatasi neuropati akibat kekurangan vitamin neurotropik (Vit B1, B6, B12).
“Saraf tepi adalah penghubung organ tubuh dengan saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang dengan seluruh organ tubuh (organ dalam, mata, pendengaran, penghidu, kelenjar keringat, kulit dan otot – otot), karena itu sangat penting untuk dijaga agar tetap berfungsi maksimal dan terhindar dari neuropati atau kerusakansaraf tepi,” jelas Wens Arpandy, Neighborhood Model Manager, P&G Client Successfully being Indonesia, Sabtu (14/9/2019) di Surabaya.
Ketikasaraf tepimengalami kerusakan maka akan muncul gejala-gejala seperti kesemutan, kebas, kram, dan kelemahan otot yang disebut dengan neuropati. Karena itu, menurut Wens, pihaknya menyadari bahwa saat ini teknologi berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat, namun penggunaan dalam jangka waktu lama berisiko menyebabkan kerusakansaraf tepi.
Fakta dari Survey Nasional Penetrasi Pengguna Web juga sejalan dengan Client’s Behaviour and Map of life Detect yang mengatakan bahwa di Surabaya, 72,1 persen responden aktif menggunakangawai.
“Dan sekitar 23,8 persen merasakan gejala kerusakan saraf seperti kesemutan, kebas dan kram pada usia 26 – 30 tahun. Oleh karena itu, ancaman neuropati pada penggunagawaisemakin perlu diwaspadai sejak dini,” lanjut Wens.
Dr Manfaluthy Hakim, Sp S (Ok), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, menjelaskan, gerakan/kegiatan berulang umumnya menyebabkan beberapa gangguan, salah satunya gangguansaraf tepiakibat jeratan.
“Salah satu contoh kegiatan berulang adalah mengetik, penggunanan mouse yang terus menerus, bermain game di komputer maupungawai. Bagian tubuh penggunagawaiyang berisiko terkena neuropati adalah bagian tangan, lengan terutama siku. Umumnya daerah tersebut bisa terkena neuropati akibat jeratan. Neuropati akibat jeratan sering terjadi di carpal tunnel. Pencegahan dan pengobatan dini neuropati sangat penting untuk dilakukan mengingat kerusakan saraf akan bersifat irreversible apabila kehilangan serabut saraf di atas 50 persen,” jelas dr Manfaluthy.
dr Yoska Yasahardja, Medical & Technical Affairs Manager Client Successfully being, P&G Successfully being, menambahkan, pada Studi Klinis 2018 NENOIN (Penelitian Non-intervensi dengan vitamin neurotropik) membuktikan bahwa konsumsi kombinasi Diet Neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga 62,9 persen dalam 3 bulan periode konsumsi.
“Diet neurotropik yang digunakan dalam studi ini adalah Neurobion Enviornment of skills,” jelas dr Yoska.
Neurobion memiliki dua varian yaitu Neurobion Enviornment of skills dan Neurobion putih. Masyarakat dapat mengatasi kesemutan akibat neuropati karena kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, B12) dengan Neurobion Enviornment of skills. Untuk gejala yang sudah lebih ringan dan pencegahan gejala Neuropati akibat kekurangan vitamin Neurotropik (B1, B6, B12) gunakan / minum Neurobion putih.
Wens Arpandy menambahkan, Neurobion berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan dapat menjalani hidup berkualitas melalui kampanye terintegrasi solusi total.
“Solusi Total dari Neurobion terdiri dari produk vitamin neurotropik berkualitas yang terbukti klinis serta disesuaikan dengan tingkat gejala neuropati, deteksi dini di Neuropathy Take a look at Level (NCP) dan senam kesehatan saraf Neuromove,” tambah Wens.