Namun ternyata, penyakit DBD juga bisa muncul saat musim kemarau.
Musim kemarau diyakini bisa menimbulkan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti ini.
Hal ini dikarenakan fakor pola hidup yang kurang sehat dan kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Tak heran rasanya, jika penyakit DBD ini akan terus-menerus menjangkit banyak orang dan tak lagi terpengaruh oleh perubahan musim.
Penyakit DBD ini tergolong sulit untuk terdeteksi, sebab gejalanya baru akan terasa pada 2 hingga 7 hari setelah terkena gigitan nyamuk.
Selain itu, gejala-gejala yang ditimbulkan saat DBD, seperti : demam tinggi yang mencapai 40° C, sakit kepala, ruam kulit, tubuh terasa lemas, dan merasa nyeri tubuh, seringkali dianggap sebagai gejala demam biasa.
Berita Populer
Baca: Imandi – Tambun Memanas Lagi, Aparat Kepolisian Siaga Penuh
Baca: Viral Seorang Guru Nyaris Bunuh Diri, Diselamatkan Muridnya, Alasan di Balik Kemauannya Mengharukan
Baca: VIRAL, 2 Siswa SMA di Manado Berkelahi, Masih Kenakan Seragam: Itu Baru Bilang Laki-laki
Padahal, penyakit DBD yang dibiarkan dan tak tertangani dengan benar, bisa menyebabkan komplikasi yang dapat merusak paru-paru, hati ataupun jantung.
Selain itu, DBD juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis, syok, hingga bisa mengakibatkan kematian mendadak.
Melansir laman WHO, penyakit DBD diperkirakan menginfeksi 390 juta orang setiap tahunnya.