Ilustrasi food procedure. ©Istock
Membatasi jenis makanan dan berolahraga merupakan dua hal yang paling mudah dilakukan seseorang untuk menurunkan berat badan. Bahkan tak jarang seseorang memadukan dua hal tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.
Walau banyak orang memadukan kedua hal tersebut, namun tak banyak yang sadar bahwa kombinasi dari keduanya bisa mengakibatkan masalah. Dilansir dari The Neatly being Dwelling, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa memadukan olahraga dan food procedure bisa berdampak terhadap kesehatan tulang.
“Hal ini penting bagi wanita karena seiring bertambahnya usia, kesehatan tulang kita mulai menurun. Asupan kalori dan rutinitas olahraga bisa berdampak pada kekuatan tulang dan meningkatkan risiko tulang retak,” terang peneliti Maya Styner, profesor dari University of North Carolina College of Treatment, Amerika Serikat.
1 dari 3 halaman
Melihat Hal yang Terjadi pada Tulang Ketika Kalori Dibatasi
Penelitian ini telah dipublikasikan pada Journal of Bone and Mineral Be taught. Penelitian ini coba melihat apa yang terjadi terhadap lemak sumsum tulang belakang dan kesehatan tulang secara keseluruhan ketika asupan kalori dibatasi.
Penelitian dilakukan terhadap empat kelompok mencit. Kelompok ini dibagi berdasar yang memiliki pola makan biasa, yang mengalami pembatasan konsumsi kalori, kelompok makan biasa yang berolahraga, serta kelompok dengan batasan kalori yang melakukan olahraga.
Diketahui bahwa pada mencit yang mendapat batasan kalori, mereka mengalami penurunan berat badan namun peningkatan pada lemak sumsum tulang belakang.
2 dari 3 halaman
Terdapat Penurunan Kuantitas Tulang
“Hal ini merupakan pembatasan kalori dalam ukuran sedang dan kami menemukan peningkatan signifikan pada lemak sumsum tulang belakang,” terang Styner.
“Kelompok ini juga mengalami penurunan pada kuantitas tulang, mereka memiliki kondisi tulang keseluruhan yang lebih rendah karena batasan kalori ini,” sambungnya.
3 dari 3 halaman
Kurangnya Lemak Membantu Kesehatan Tulang
Walau lemak di tulang sering disalahpahami, hingga saat ini hal tersebut diketahui bisa membahayakan tulang mamalia termasuk manusia. Pasalnya, hal ini membuat tulang menjadi lemah. Kurangnya lemak merupakan indikasi kesehatan tulang yang lebih baik.
“Memandang hal ini dari perspektif manusia, bahkan food procedure rendah kalori yang tampak tepat secara nutrisi bisa menyebabkan efek negatif pada kesehatan tulang, terutama ketika dipadukan dengan olahraga,” tandas Styner.[RWP]