Tapi, tahukah Anda kalau respon tiap orang terhadap makanan tinggi lemak ternyata berbedalho. Dilansir dariNDTV, Rabu (18/9), temuan penelitian yang diterbitkan dalam ‘Journal of Dietary Biokimia’, menunjukkan, tiap orang memiliki respon individual dalam mencerna makanan berlemak tinggi.
Jenis respons ini disebut respons peradangan. Dalam penelitian dikatakan, peradangan bisa timbul karena reaksi sel darah putih yang dihasilkan setelah makan, terutama dengan kandungan lemak tinggi.
Karena respon peradangan berbeda sehingga efek penyakit yang ditimbulkan pun bisa bermacam-macam. Seperti diabetes, asma, tukak lambung dan radang sendi.
Penelitian ini dilakukan pada 20 orang yang diminta makan makanan tinggi lemak seperti hamburger, kentang goreng, dan es krim. Lalu dipelajari hingga 6 jam setelah makan makanan tinggi lemak tersebut.
“Kami melihat reaksi inflamasi dari 20 sukarelawan pada 0, 3 dan 6 jam setelah makan makanan standar yang mengandung 38 persen lemak dan respons mereka unik. Seperti kepingan salju yang tak sama,” kata Ahli biologi molekuler Danielle G Lemay di ARS Western Human Vitamin Be taught Heart, California.
Setiap peserta menunjukkan jumlah respons inflamasi yang unik. Dengan kata lain, Lemay menjelaskan setiap orang punya standar yang berbeda dalam pola makannya.
Menurut para ilmuwan, penemuan ini dapat membantu ahli gizi dan masyarakat untuk membatasi pola makan. Sehingga kesehatan tubuh bisa dijaga dari pola makan.
“Makan makanan dengan jumlah lemak boleh saja jika dikonsumsi 1 kali seminggu. Tapi kalau berlebihan, coba mempertimbangkan efek pada peradangan. Makan makanan berlemak setiap hari bisa merusak tubuh seseorang,” tegas Lemay.
Reporter : Marieska Harya Virdhani