ILUSTRASI. Laba Bank Panin tumbuh 16,8% menjadi Rp 2,52 triliun di kuartal III 2019.
“Peningkatan laba terutama didukung pendapatan bunga bersih senilai Rp 6,67 triliun, dengan pertumbuhan 15,19% (yoy). Serta pendapatan operasional lain, termasuk pendapatan berbasis komisi yang mencapai Rp 1,59 triliun dengan pertumbuhan 5,31% (yoy),” demikian keterangan tertulis Bank Panin, Kamis (24/10).
Laba tumbuh berkat membaiknya kualitas kredit. Tercatat rasio kredit macet kotor (NPL immoral) Bank Panin mampu ditekan hingga 2,99% di kuartal III 2019, dari 3,14% [ada kuartal III 2018 silam.
Baca Juga:Tak Bakal Mengganggu Kredit, Perbankan Finalisasi Implementasi PSAK 71
Peningkatan kualitas kredit jadi penopang, sebab penyaluran kredit Bank Panin belum tumbuh signifikan. Per September 2019 Bank Panin menyalurkan kredit Rp 153,35 triliun, cuma tumbuh 3,93% (yoy) dibandingkan September 2018 senilai Rp 147,55 triliun.
Sebanyak 55% total kredit disalurkan ke segmen ritel dan komersial, sementara sisanya ke segmen korporasi. Pertumbuhan kredit komersial masih melambat sebagai dampak perekonomian yang belum menentu menjelang pelantikan presiden sehingga para debitur masih menunggu perkembangan pasar.
Sedangkan dari aspek penghimpun dana pihak ketiga (DPK) pertumbuhannya jauh lebih landai. Per September 2019, Bank Panin berhasil mengumpulkan DPK hingga Rp 136,89 triliun, tumbuh 1,23% (yoy) dibandingkan September 2018 senilai Rp 135,22 triliun.
Baca Juga:Bank BUKU 4 ramai-ramai ajukan izin kerja sama dengan Alipay dan WeChat Pay ke BI
Pertumbuhan DPK yang tak selaras dengan pertumbuhan kredit ini pula yang membuat likuditas Bank Panin makin ketat. Mortgage to deposit ratio (LDR) Bank Panin per September 2019 berada di kisaran 112,02%, meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar 109,11%.
Reporter: Anggar Septiadi
Editor: Komarul Hidayat
Video Pilihan