“Benar-benar fokus untuk mencari akar dari permasalahan konsumen, memecahkan itu, dan lewat itulah bisnis kita akan berkembang. Dan perkembangan itu harus dilakukan secara sustainable,” ujar Kevin di Jakarta, Kamis 24 Oktober 2019.
Menurut Kevin, Gojek kini tak lagi mengandalkan strategi “bakar uang” dengan menghadirkan banyak promo pada layanan. Rencana jangka panjang Gojek kini membangun bisnis produk yang berkelanjutan, dengan cara membawa produk yang terbaik bagi konsumen.
Kevin mengatakan bisnis inti Gojek saat ini adalah mobilitas, pembayaran dan layanan finansial, serta GoFood. Sementara, untuk layanan lain yang ada pada aplikasi, Gojek akan lebih banyak menggandeng companion.
Sejumlah perusahaan yang telah bekerja sama dengan Gojek antara lain Halodoc untuk layanan kesehatan GoMed, Kitabisa.com untuk layanan donasi GoGive dan Doogether untuk layanan fitnes GoFit.
“Jadi ke depannya, untuk layanan-layanan di luar tiga layanan inti tadi, askkita bisa companion dengan perusahaan-perusahaan lain untuk bisa nempel di aplikasi kita untuk bisa berkembang,” kata Kevin.
Gojek telah berekspansi dengan meluncurkan layanannya di Singapura, Thailand dan Vietnam, serta menargetkan Filipina sebagai negara selanjutnya. “Kita sudah ada sekitar 7 juta user yang menggunakan Gojek Apps di luar Indonesia per bulan, mudah-mudahan kalau memang semua berjalan lancar, tahun depan tambah negara lagi,” kata Andre.
Sebelum ditinggalkanNadiem Makarim, Gojek telah memiliki 2 juta mitra pengemudi dan telah menggandeng 500.000 pengusaha kuliner di GoFood. Gojek juga telah beroperasi di 207 kota/kabupaten di Indonesia.