Indonesiainside.identification, Medan-Kasubbag Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan enam pasien suspect difteri yang dirawat di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan tersebut telah dipulangkan.
“Sedangkan dua pasien asal Malaysia berinisial LW dan U juga akan menyusul dipulangkan, dan tinggal menunggu proses administrasinya saja,” ujarnya Kamis (3/10).
Rosa menjelaskan, pasien yang sudah pulang itu masing-masing SN, IP, RP, NM, VN dan NS. Sebelumnya, pasien atas nama NM dan VN sudah terlebih dahulu pulang. Keenam pasien yang dipulangkan ini kondisi sudah membaik, sehingga dokter pun selanjutnya merekomendasikan untuk kepulangannya.
“Sejauh ini hasil pemeriksaan swab para pasien melalui laboratorium di Litbangkes memang belum diketahui. Namun penanganan secara klinis tetap dilakukan untuk pengobatan difteri. Tanda-tanda difterinya memang ada. Umumnya seperti demam dan sakit saat menelan,” pungkasnya.
Sebelumnya, dr Restuti Hidayani Saragih SpPD yang merupakan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) pasien suspect difteri di RSUP Haji Adam Malik mengatakan, penularan bakteri difteri ini, umumnya dapat terjadi melalui percikan ludah, dan kontak erat selama 10 hari ke belakang dengan penderita. Namun ia menuturkan, penularan ini bukan berarti tidak bisa dicegah, yakni dengan cara menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik bagi diri sendiri dan lingkungan, serta dengan imunisasi.
“Difteri secara umum menciptakan komplikasi radang otot jantung, radang persarafan, dan obstruksi jalan nafas berupa pembengkakan leher. Obstruksi ini lah yang bisa menyebabkan pasien meninggal,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, sejauh ini sebanyak 774 orang telah diberi vaksin atau imunisasi difteri. Ratusan orang ini merupakan orang-orang yang melakukan kontak dengan almarhum NA mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang meninggal pada Sabtu, (21/9) karena suspect difteri. (Far)