KOMPAS.COM/MURTI ALI LINGGADirektur Utama PT Avrist Asset Management (Avram) Hanif Mantiq (kiri depan) melihat layar peradangan perdana Reksa Dana Avrist ETF Mounted Fee Bond l (XAFA) usai diluncurkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/12/2019).
Perlambatan ekonomi world akan berdampak kepada melambatnya perekonomian hampir seluruh negara, termasuk Indonesia.
“Dunia sudah koreksi pertumbuhan, suka atau tidak perlambatan ekonomi akan terjadi, tapi semua bukan hanya Indonesia. Rasanya kalau kami buat target terlalu optimis, kami jadi orang aneh sendiri,” kata Hoesen dalam acara media gathering di Lombok, Jakarta (25/10/2019).
Baca juga:Periode Kedua Jokowi, Dirut BEI Ingin Lebih Banyak BUMN Melantai di Bursa
Meskipun demikian, Hoesen masih optimis dengan kinerja pasar modal tahun depan. Sebab, pertumbuhan investordi sektor retail terus bertambah. Hal itu bisa ikut mendorong pertumbuhan likuiditas di pasar modal.
Selain itu, koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pun tak sebesar negara-negara lain, baik di kawasan Asia-Pasifik, maupun Eropa dan Amerika.
Monetary institution Dunia baru-baru ini mengoreksi proyeksi pertumbuhan RI tahun depan dari 5,2 persen jadi hanya 5 persen.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF)
“Tahun depan kurang lebih tidak akan jauh berbeda dengan kondisi hari ini. Tapi kami punya optimis terhadap investor retail,” kata Hoesen.
Baca juga:Sizable Indonesia dan Plaza Indonesia Gelar Pesta Diskon Akhir Tahun