Penyuluhan digelar di salah satu tempat hiburan di kawasanPrigi.
Dalam penyuluhan itu, para pekerja hiburan dikumpulkan untuk diberi pamahaman soal bahaya, pencegahan, dan penanganan penyakit IMS dan HIV/Aids.
Pelaksana Program HIV/Aids Kecamatan Watulimo, Eko Agus Purnomo, mengatakan, jumlah pekerja hiburan di Kecamatan Watulimo saban waktunya antara 50-60 orang.
Mereka bekerja di 18 tempat hiburan, kafe, dan warung kopi.

“Untuk jumlah sebenarnya ada 24 kafe dan warung kopi tersebar di Desa Tasikmadu. Tapi yang sudah tutup ada 6 kafe dan warung kopi,” kata Agus.
Puskesmas Watulimo, kata dia, rutin menggelar skrining kepada para pekerja hiburan saban 3 bulan sekali.
Dari hasil skrining sepanjang 2019, petugas menemukan 3 orang yang terindikasi terjangkit HIV dan 8 orang pengidap IMS.
“Penanganannya kami panggil, obati, dan pantau untuk rutin minum obat,” ujarnya.
Namun, penanganan untuk mereka yang terjangkit HIV cukup sulit.

Soalnya, mereka yang terindikasi terjangkit HIV biasanya memilih untuk pulang kampung atau pindah ke daerah lain.
“Para pekerja hiburan berasal dari berbagai daerah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,” ungkap Agus.