Zat yang merupakan polutan (penyebab polusi) di udara adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), formaldehida, phthalate, dan partikel polusi (PM). Beragam jenis zat inilah yang dapat memicu munculnya pilek alergi pada sebagian orang.
Di dalam
ruangan, polusi udara berasal dari gas beracun, senyawa organik yang
mudah menguap (VOC), tungau, bulu hewan peliharaan, jamur,
bakteri, dan virus. Polutan tersebut umumnya dihasilkan dari emisi kendaraan,
bahan bangunan, perabotan rumah tangga, pengharum ruangan, memasak, merokok,
atau saat seseorang batuk dan bersin di dalam ruangan.
Di dalam ruangan, polusi udara berasal dari gas beracun, senyawa organik yang mudah menguap (VOC), tungau, bulu hewan peliharaan, jamur, bakteri, dan virus. Polutan tersebut umumnya dihasilkan dari emisi kendaraan, bahan bangunan, perabotan rumah tangga, pengharum ruangan, memasak, merokok, atau saat seseorang batuk dan bersin di dalam ruangan.
Di dalam ruangan, polusi udara berasal dari gas beracun, senyawa organik yang mudah menguap (VOC), tungau, bulu hewan peliharaan, jamur, bakteri, dan virus. Polutan tersebut umumnya dihasilkan dari emisi kendaraan, bahan bangunan, perabotan rumah tangga, pengharum ruangan, memasak, merokok, atau saat seseorang batuk dan bersin di dalam ruangan.
Menurut penelitian di luar
negeri, penyebab polusi udara bisa mencapai 5 kali lebih banyak saat berada di
dalam ruangan dibandingkan di luar ruangan. Hal ini terjadi karena kurangnya
ventilasi untuk memastikan sirkulasi udara, meningkatnya arena matter sintetis
sebagai bahan bangunan dan furnitur, serta penggunaan produk pembersih rumah.
Bahkan, dari penelitian yang sama menyatakan bahwa orang yang sering mengalami
alergi lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.
Bahaya Polusi Udara
terhadap Pilek Alergi
Pilek alergi
atau rhinitis alergi berbeda dengan pilek karena infeksi. Rhinitis
alergi adalah peradangan pada bagian dalam hidung yang disebabkan oleh alergen,
yaitu zat pemicu alergi, seperti debu dan partikel polusi. Sedangkan pilek
karena infeksi disebabkan oleh virus dan bakteri.
Ketika terpapar alergen
yang berasal dari polusi udara, sistem kekebalan tubuh bereaksi karena
menganggap alergen sebagai benda berbahaya. Hasilnya, tubuh memproduksi
sejumlah zat kimia yang membuat selaput lendir hidung membengkak dan produksi
lendir di hidung meningkat.
Meski berbeda, rhinitis
alergi memiliki beberapa gejala yang mirip dengan pilek infeksi, yaitu bersin,
hidung berair, gatal, dan tersumbat. Gejala-gejala tersebut biasanya muncul
tidak lama setelah terpapar alergen. Untuk mengobati pilek alergi, Anda perlu menghindari
faktor pemicu munculnya reaksi alergi. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi
obat-obatan, terutama jika keluhan yang dirasakan sangat mengganggu.
Apabila tidak diobati,
rhinitis alergi dapat menyebabkan:
- Sinusitis
Rongga sinus di sekitar hidung secara alami menghasilkan lendir. Namun ketika tersumbat atau meradang karena rhinitis alergi, lendir tidak dapat mengalir keluar sehingga mudah terjadi infeksi dan peradangan pada sinus, yang disebut sinusitis. Sinusitis bisa menyebabkan kesulitan bernapas, penurunan ketajaman indra penciuman, mendengkur saat tidur, atau bahkan apnea tidur. - Otitis media
Otitis media adalah peradangan pada telinga bagian tengah. Kondisi ini terjadi ketika rhinitis menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran eustachius yang menghubungkan hidung dan telinga. Jika saluran ini tersumbat akibat pembengkakan, cairan dapat menumpuk di telinga bagian tengah dan di belakang gendang telinga, sehingga mudah terjadi infeksi dan peradangan. Otitis media bisa mengakibatkan gangguan pendengaran. - Polip hidung
Polip hidung adalah benjolan yang tumbuh di lapisan di dalam hidung atau sinus. Jika ukurannya cukup besar atau jumlahnya banyak, polip hidung dapat menghalangi pernapasan dan menurunkan ketajaman penciuman. Polip berukuran besar biasanya perlu ditangani dengan operasi.
Badan Perlindungan
Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyebutkan bahwa polusi udara merupakan salah
satu penyebab utama munculnya gangguan kesehatan, khususnya pada pernapasan.
Efek polusi udara terhadap kesehatan dapat diperparah oleh kondisi ruangan yang
sempit, lembap, dan ventilasi yang tidak memadai.
Apabila sebuah rumah
memiliki ventilasi yang buruk, sirkulasi udara tidak akan berjalan dengan
lancar, sehingga polutan menumpuk di dalam rumah. Hal inilah yang memicu
rhinitis alergi. Selain itu, studi menunjukkan bahwa anak yang tinggal dekat
dengan polusi atau sering terpapar debu dan tungau, lebih berisiko
mengalami alergi ketika dewasa.
Pemicu alergi pada setiap orang memang berbeda-beda,
namun yang paling sering menyebabkan pilek alergi adalah polusi udara. Untuk
mencegah pilek alergi, bersihkan rumah secara rutin dan pastikan sirkulasi
udaranya baik, agar kualitas udara di dalam rumah tertap terjaga. (dr.
Kevin Adrian ALODOKTER)